Seni Rupa Kelas 8/1

, , No Comments



Rpp No.2
STANDAR KOMPETENSI                   : 1.   Mengapresiasi karya seni rupa.
KOMPETENSI DASAR                        : 1.2 Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik karya seni rupa terapan  nusantara

TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu :
1.  Membuat ulasan tertulis tentang keunikan gagasan, teknik pembuatan,
      fungsi, dan makna  karya seni rupa terapan nusantara.
2.   Membuat kliping gambar karya seni rupa terapan nusantara.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Seperti yang telah kita bahas di kelas 7, bahwa ketika kita melihat karya seni, kemudian terjadi interaksi anatara kita dengan karya tesebut, maka sesungguhnya kita sedang melakukan apresiasi terhadap karya tersebut.
Untuk mengingatkan kita, bahwa pengertian Apresiasi yaitu mengartikan dan menyadari sepenuhnya seluk beluk karya seni serta menjadi sensitif terhadap gejala  keindahan sehingga mampu menikmati dan menilai karya tersebut secara semestinya. Jadi tanpa pengetahuan yang cukup, maka seseorang bisa saja gagal mengapresiasi sebuah karya dengan sepatutnya. Perhatikan contoh karya dibawah ini:

Wayang Suket adalah wayang yang dibuat dari “suket”      (bhs. Jawa artinya rumput) yang mengacu pada figur dalam wayang purwa.
Wayang Suket daerah Bantarbarang Kab. Purbalingga mulai populer pada tahun 1900-an, tiadk jelas mulai kapan tradisi membuat wayang Suket telah ada di sana.
Wayang Suket menjadi mendunia setelah dipopulerkan oleh Pak Gepuk (Kasan Wikrama Tunut). Pak Gepuk diundang oleh Bentara Budaya Yogyakarta dan Bentara Budaya Jakarta untuk berpameran Tunggal dan pada kesempatan lain berpameran bersama Heridono dan Sukasman, keduanya seniman senirupa yang menggarap obyek wayang pada karya-karya mereka.

Menurut penuturan  dari masyarakat di Desa Rajawana Kec. Karangmoncol Kab. Purbalingga, menyatakan bahwa di Rajawana pernah ada dalang Wayang Suket nernama Kaki Jur (kaki bhs.jawa = kakek), Kaki Jur bukan saja memainkan wayang suket seperti dalang wayang kulit, tetapi Kaki Jur juga membuat sendiri wayang Suketnya. Kaki Jur meninggal beberapa puluh tahun sebelum pak Gepuk namanya dikenalkan pada publik oleh Bentara Budaya.

Menurut Suwarto (mantan kades Panusupan) dahulu ketika Suwarto masih duduk dibangku SMP, ayahnya pernah mengundang Kaki Jur untuk pentas di rumahnya dengan membawa 5 wayang Suket yang bentuknya  sangat mirip dengan wayang suket pak Gepuk. Bahkan menurutnya wayang suket kaki Jur lebih rapi dan anyamannya lebih bagus, tapi sayang tidak aad bukti peninggalan yang bisa saya temukan.

Jika kita perhatikan dengan seksama, kita bisa melihat pada karya tersebut tersimpan sebuah ‘greget’ baru bagi perkembangan senirupa (seni Kriya) Indonesia. Pak Gepuk mampu menyuguhkan anyaman rumput menjadi figur Wayang purwa sedemikian mirip dan berkarakter. Rumput yang biasanya hanya menjadi tanaman pengganggu/gulma dapat dikreasikan menjadi karya luar biasa. Keuletan, kehandalan, kecermatan dan kemampuan mengatur proporsi anatomi wayang dngan media rumput  tersebut merupakan Craftmenship yang menjadi penanda Seni Kriya.

Kita juga bisa membandingkan antara Keris sebagai seni Kriya dan Pisau dapur sebagi seni Kerajinan. Terdapat banyak sekali perbedaan baik dari sisi  pemilihan bahan, teknik pembuatan, fungsi, cara memakai, cara merawat, simbol status sosial, dan  nilai ekonominya.

Buatlah tanggapan / Apresiasi terhadap karya Wayang Suket pak Gepuk, dengan melakukan identifikasi seperti Judul Karya, Bahan yang digunakan, Teknik Pembuatan, Keunikan karya, dsb. Melalui cara tersebut kamu dilatih untuk  mengapresiasi sebuah karya seni. Tentu saja hasil apresiasi kamu dan temanmu b isa saja berbeda karena ada faktor pengalaman seni (pengetahuan seseorang terhadap seluk-beluk seni).

KRITERIA
PENJELASAN
Judul karya

Jenis Karya

Daerah penghasil

Pembuat

Teknik Pembuatan

Bahanyang digunakan

Keunikan karya

Fungsi karya


Untuk dapat memberikan tanggapan yang proporsional tentu saja membutuhkan pengalaman melakukan apresiasi. Semakin sering kita melihat, merasakan, mengamati dan menggali banyak contoh karya seni, maka kita akan semakin terasah sense of art nya. Seniman, kriyawan biasanya berkarya juga karena dorongan berbagai hal seperti sifat pribadi, lingkungan masyarakat, keadaan alam, keadaan ekonomi, budaya yang berkembang dsb. Dengan kegiatan mengapresiasi karya seni rupa terapan daerah kita akan mempelajari banyak hal tentang lingkungan kita sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar