Djoko Pekik, Tokoh Seni Lukis Indonesia

, , 2 comments
Djoko Pekik

Lahir di Purwodadi, pada 1937,  Djoko Pekik merupakan salah satu seniman yang dikenal dengan karya-karyanya yang kritis terhadap situasi politik di negara ini. 

Semenjak Indonesia 1998 Berburu Celeng-nya terjual seharga satu milyar, Djoko Pekik menyandang julukan pelukis satu milyar. Sejarah kekaryaannya membuat harga tersebut menjadi masuk akal. Di antara
300-an karyanya, trilogi Susu Raja Celeng (1996), Indonesia 1998 Berburu Celeng (1998), dan  Tanpa Bunga dan Tanpa Telegram (2000) merupakan favoritnya.

Djoko Pekik yang pernah bersekolah di Akademi
Seni Rupa  Indonesia (ASRI) Yogyakarta, pada 1957 – 1962,  ini menyatakan bahwa kematangannya dalam  seni lukis berawal dari Sanggar Bumi Tarung  (gotak-gatik-gatuk kata  dari
‘buruh dan  tani’). Ketika pada 1965 PKI dijadikan tertuduh pelaku  peristiwa G30S-1965, Lekra dan segala ormasnya diberangus pemerintah Orde Baru. Djoko Pekikpun harus mendekam di LP Wirogunan. Delapan tahun  penuh siksaan fisik membuat pelukis yang intens menggambarkan situasi  ekonomi rakyat  jelata ini vakum  berkarya. Setelah masa-masa sulitnya,  Djoko Pekik membuat pengalaman pahit dan getirnya sebagai pemicu semangat berkaryanya (ARTJOG)

2 komentar: